Rabu, 10 Februari 2010

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum yang menjelaskan tumbukan-tumbukan pada satu dimensi dirumuskan pertama kali oleh John Wilis, Christopher Warren, dan Christian Huygens pada tahun 1668. Untuk gerak translasi, yang berlaku adalah kekekalan momentum linier sedangkan untuk gerak rotasi yang berlaku adalah kekekalan momentum sudut.

1. Merumuskan Hukum Kekekalan Momentum

Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Momentum system partikel sebelum tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B. sebelum tumbukan.
p = mAvA + mBvB


Momentum system partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sesudah tumbukan.
p’ = mAvA’ + mBvB’



Hukum Kekekalan Momentum Linier: Dalam peristiwa tumbukan, momentum total system sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada system.

Psebelum = Psesudah
PA + PB = PA‘ + PB‘
mAvA + mBvB = mAvA‘ + mBvB‘


Gaya dalam adalah gaya-gaya interaksi diantara benda-benda pada system itu sendiri. Menurut hukum III Newton, resultan semua gaya ini sama dengan nol. Sebagai contoh untuk system interaksi 2 bola biliar selama berlangsung tumbukan, resultan gaya pada system oleh gaya-gaya dalam adalah


∑F = FA,B + FB,A = -F + F = 0


Sesuai dengan hukum II Newton bentuk momentum, perubahan momentum system adalah

∆p = ∑F∆t = 0


Hukum kekekalan momentum juga dapat dinyatakan sebagai berikut :
Momentum total yang konstan dari suatu system benda-benda dimana pada system tersebut tidak bekerja gaya luar.

System adalah sekumpulan benda yang saling berinteraksi. Jika pada suatu system interaksi benda-benda hanya bekerja gaya dalam, resultan gaya pada system adalah nol dan berlaku hukum kekekalan momentum. Jika pada system interaksi bekerja gaya luar dan resultannya tidak nol momentum total system tidak kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar